Tidak kaget jika santri sukses dalam berbisnis. Jujur saya sebagai santri sangat senang berbisnis, karena disetiap waktu itu sangat berharga bagi saya untuk mengisi kegabutan yang haqiqi, daripada kita Ghibah mending kita membicarakan sesuatu yang bermanfa’at agar tidak sia-sia. Di selain itu kita juga bisa mendapatkan uang dan mendapatkan ilmu atau hal baru yang belum kita ketahui. Rahasia ini cukup mudah untuk memulai bisnis apa saja, apalagi Ketika menjadi santri. Ada tiga rahasia yang saya pegang teguh dalam memulai bisnis :
- Inteljen (Pengalaman) puluhan sampai ratusan santri yang kita kenal pasti mempunyai pengalaman berbeda-beda dan itu rugi jika kita tidak amati betul, karena di situ kekurangan dan kelebihan santri, itu pasti diungkapkan ketika ngopi, (Ngaji, Ngabdi, Ngopi) familir quotes itu didunia santri. Obrolan itu dari pengalaman/relasi santri yang dibuat bahan obrolan.
- Cultural berbaur dengan sesama santri itu hal mudah daripada berbaur dengan orang belum pernah menjadi santri, karena santri itu orang belajar pada gurunya tentang agama tidak harus dipesantren yang di sebut santri, cultural dari seorang santri berbeda dengan yang lain dari adabnya, itu nanti pengaruh ketika melayani konsumen. Jadi kita tahu perilaku semua santri ketika kongkow atau berkonsultasi dengannya, begitu juga sebaliknya kita melayani konsumen, kita harus tahu bagaimana cara menyikapi konsumen dengan baik yaitu dari gimna cara kita menyikapinya.
- Spritual (do’a) “Do’a tanpa usaha itu bohong, usaha tanpa do’a itu sombong.” Selain Inteljen dan cultural, spiritual juga sangat penting bagi pengusaha karena dengan keyakinan kita juga merasa lebih aman dan lebih yakin kalau usaha kita sukses. Tapi dengan kita mau berusaha melakukannya, maka dari itu seorang pengusaha sering mengatakan “ usaha itu seperti the manis, jika tidak ada guncangan hidup itu tidak ada manis-manisnya.”