Wisrowo dan Dosomuko: Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohon

Wikipedia
: 1050

Wisrowo dan Dosomuko: Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohon

Dia adalah seorang begawan, namanya Wisrowo. Dalam pewayangan, begawan adalah seorang petapa yang telah memperoleh katarsis.

Begawan Wisrowo memiliki seorang anak bernama Donopati. Ketika masih perjaka, Donopati diangkat menjadi raja di kerajaan ayahnya.

Karena menjadi raja dan masih perjaka, pada suatu hari, Sang Ayah bertanya:

“Anakku, tidakkah engkau ingin menikah?”

“Ayahanda, sahaya tidak akan menikah kecuali dengan wanita yang sahaya cintai,” jawab Donopati.

“Siapa dia yang kau cinta dan sayangi?”

“Paling-paling ayahanda tidak setuju.”

“Lhaiya siapa?”

“Dewi Sukesi, Ayahanda.”

“Anak Sumolorojo, si buto (raksasa) itu?”

“Benar.”

Wisrowo bergeming. Ia berpikir panjang karena ternyata perempuan yang dicintainya adalah anak keturunan kasta rendahan. Diam.

Beberapa saat dalam diam itu, Donopati menimpali.

“Kan….Ayahanda tidak setuju?”

“Baiklah. Besok kuantar kau ke rumah Sumolorojo untuk meminta Sukesi menjadi permaisurimu, Le.”

Sendiko.

Besoknya, mereka berdua mendatangi kediaman Sumolorojo. Sampai sana, Begawan Wisrowo menemui Sumolorojo.

Buku Bestseller Handphone Rahimahullah
Buku Handhpone Rahumahullah

“Niat kedatanganku kemari adalah meminta putrimu, Dewi Sukesi, untuk diperistri Donopati, Tuan,” kata Begawan Wisrowo. Suaranya lembut.

“Ya, Tuan. Dan aku berjanji, akan menikahkan putriku dengan lelaki, siapa pun ia, yang mengamalkan Sastrojendro Hayuningrat Pangruwating Diyu.”

Seketika, Begawan Wisrowo mengamalkan ajian itu di depan Sumolorojo. Ternyata, ia berhasil. Karena keberhasilannya mengamalkan ajian Sastrojendro tersebut, wajahnya kembali berbinar, kerutannya hilang sehingga membikin wajahnya terlihat muda seperti seorang perjaka.

“Ya,” jawab Wisrowo kemudian.

“Mari sahaya antarkan menghadap Sukesi untuk mengenalkan Ndoro Donopati padanya.”

Wisrowo pun memanggil anaknya di pintu kemudian mereka berdua mengikuti langkah Sumolorojo.

Sampai di depan Dewi Sukesi, Sumolorojo mengenalkan Donopati padanya. Tetapi, Dewi Sukesi malah memilih Begawan Wisrowo sebagai suaminya. Wajah wisrowo nampak sangat tampan di pandangan Dewi Sukesi.

Naifnya, Wisrowo menikahi Dewi Sukesi. Donopati pun tidak menikah. Dari pernikahan itu, lahirlah seorang jabang bayi yang dinamai Dosomuko yang kelak dikenal oleh dengan “Rahwana”.

Salah satu cerita yang masyhur tentangnya adalah menculik Dewi Sinta dari Rama. Kenapa? Karena bapaknya, Wisrowo, merebut Dewi Sukesi dari Donopati, anaknya sendiri.

Maka dari itu, peran seorang ayah sebagai suri tauladan anak-anaknya adalah pendidikan pertama dalam membentuk karakter. Kalau yang ditanam oleh ayah adalah akhlak tercela dan buruk, jangan salahkan anak bila meniru. Sebab:

مافي الأباء في الأبناء

“Apa yang ada di ayah, ada di anak.”

Allah yutsabbit qulubana ala al-iman, wa haqqiqna bi at-taqwa wa al-istiqomah. Waj’al akhiro kalamina ‘inda akhiri ayyamina “Lhailahaillallah Muhammadurrasulullah”. Amin.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *