Biografi Baba Daud Al-Jawi

Biografi Baba Dawud Al-Jawi
Biografi Baba Dawud Al-Jawi
: 1280

Biografi Baba Daud Al-Jawi

A. Riwayat Hidup

Mengulas biografi Baba Daud Al-Jawi. Salah satu keturunannya pergi ke Aceh, sementara yang lain pergi ke Pattani dan Kelantan. Cerita ini diperoleh dari Nik Mustafa bin Haji Abdul Qadir, seorang keturunannya di Kota Bharu, Kelantan (1976-1978). Dia juga mendengar cerita dari ayahnya, Haji Abdul Qadir bin Sheikh Daud bin Ismail al-Fathani.

Menurut Azyumardi Azra dalam Jaringan Ulama, ada banyak tentara bayaran Turki yang datang untuk membantu Kesultanan Aceh dalam perjuangannya melawan Portugis. Namun, pendapat ini menjadi tidak valid karena pada saat yang sama di Turki, ada tokoh terkenal dari Tarekat Qadiriyah bernama Ismail ar-Rumi (wafat pada tahun 1631 atau 1643 M).

Tentang tahun kematian tersebut, mengutip dari buku Martin Van Bruinessin yang berjudul Kitab Kuning. Kemungkinan besar Ismail ar-Rumi adalah ayah dari Baba Daud al-Jawi yang dimaksudkan, atau mungkin ada tokoh lain dengan nama yang sama.

B. Pendidikan

Informasi awal tentang pendidikannya baru didapatkan dari dua sumber. Sumber pertama berdasarkan pengakuannya sendiri, yang ditulis di bagian akhir kitab Turjumanul Mustafid, “… sekecil-kecil muridnya dan sehina-hina khadamnya itu, yaitu Daud al-Jawi anak Ismail anak Agha Mustafa anak Agha Ali ar-Rumi.”

Makna dari kalimat tersebut adalah bahwa dia adalah murid dan khadam dari Sheikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri.

Sumber kedua ditulis oleh muridnya, Sheikh Faqih Jalaluddin bin Kamaluddin al-Asyi, dalam salah satu versi Manzarul Ajla ila Martabatil A’la, bahwa Sheikh Arif Billah Baba Daud adalah murid Sheikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri. Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Syathariyah Baba Daud al-Jawi menerima baiah dari Sheikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri.

Selain pendidikan dari Sheikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri, belum ada informasi yang membahas pendidikan lanjutan dari Baba Daud al-Jawi yang sedang dibahas.

Hingga saat ini, hanya ada satu karya yang dapat diunggulkan sebagai hasil karyanya. Namun, itu pun hanya sebagai seorang yang menyelesaikan dan menambahkan kepada karya gurunya, Sheikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri.

Sebagai bukti bahwa kitab Turjumanul Mustafid diselesaikan oleh Baba Daud al-Jawi, dia menulis di akhir kitab tafsir tersebut, “Dan ditambahkan oleh sekecil-kecil muridnya.”

Naskah asli Turjumanul Mustafid karya Sheikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri yang diselesaikan oleh Baba Daud al-Jawi akhirnya dimiliki oleh salah satu keturunannya di Pattani. Kemudian diserahkan kepada Sheikh Ahmad bin Muhammad Zain al-Fathani. Dari naskah itulah yang diproses dan diperbaiki oleh Sheikh Ahmad al-Fathani, kemudian dicetak dan disebarkan secara luas.

Cetakan yang diusahakan oleh Sheikh Ahmad al-Fathani itulah yang masih menjadi sumber dari kitab tafsir tersebut hingga saat ini. Kitab tersebut juga dikenal dengan nama Tafsirul Baidhawi asy Syarif, dan menjadi salah satu tafsir yang paling populer di kalangan masyarakat Alam Melayu.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *