Sajak-sajak Aqib Muhammad Kh
Kepadamu
Kepadamu, wahai yang terpelanting dari bunting rahim semesta yang kejam
Kepadamu, wahai yang kelam dan ditelanjangi waktu
Kepadamu, wahai yang tak berdaya melawan tikaman dunia
Yang sedih akan lewat
Dari ventilasi tubuhmu
Yang menyakitkan akan pergi
Berguguran dari reranting kokoh
Wahai yang tergilas roda waktu
Perkembangan dan kemajuan
Wahai anak zaman
Wahai burung yang berarak dari lembah menuju rumah
Tumbuhlah
Reranting dari rapuh yang gugur
Anak Zaman
Aku anak zaman
Yang tenggelam dan hanyut
Saat pasang dan surut
Dalam rahim waktu
Setiap saat
Tak berdaya
Tetapi
Ombak dan riak
Gulung-gulung air membundar
Tak dapat matikan aku
Aku menunggu datang kekasih
Mengangkatku dari dalam
Menyiram akar
Hingga reranting dan daunku tumbuh
Senantiasa
Assalamualaikum, Shubuh
Assalamualaikum, Shubuh
Segala asrar dan eufoni nafas kekasih Allah
Terselubung dalam embus iramanya
Seperti ranum yang terselimut embun
Juga reranggas yang sebentar terik bergeming dawai kematian
Sementara
Tangan-tangan gurita yang menjalar-cakar
Tak berhenti arus taufannya
Assalamuaikum, Subuh
Semoga kudapati pula
Yang dengannya
Reranggas dalam dada
Terlegawakan oleh tasbih
Penghujung Mei, 2023
Bagaimana Hendak Mengangkasa?
Derai dawai mengalun
Kalbu nun aksa mengalir kebijaksanaan
Lembut berirama membawa bau nirwana
Kala laku dan laka tak beda dalam jangkauan kontemplasimu, Kekasih.
Derai dawai mendesir
Dibawa oleh anila malam
Memeluk panas neraka dalam hatimu, Kekasih
Tatkala congkak dan tamak
Juga riya’ yang kerak
Seperti dahak
Memenuhi cakrawala kalbumu
Bagaimana hendak mengangkasa?
Sedang sebelum kepakan sayapmu
Tubuh dibebani belenggu
Dan rantai yang menusuk
Ke kerak bumi, Kekasih.
Awal Juni, 2023